The Boss Baby : Prinsip Brotherhood yang Hakiki
Pernahkah
kamu awalnya sama sekali tidak tertarik pada suatu film, tapi akhirnya malah
justru menggandrunginya? Saya mengalaminya di bulan puasa kemarin. Awalnya saya
jelas tidak berminat nonton film ini. Tapi coba bayangkan ini. Anda disuruh
anak-anak yang merengek untuk disetel film ini, minimal tiga kali sehari. Yakni
waktu pagi, siang lalu berlanjut sore hari saat ngabuburit menunggu waktu
berbuka. Plus bonus malam hari jika mereka masih ingin menonton lagi. Dijamin
otomatis anda terpaksa tergerak untuk ikut duduk menontonnya.
Cerita
diawali dengan narasi oleh Tim Templeton dewasa (suara oleh Tobby McGuire) yang
mengatakan bahwa, “Yang terkuat akan
bertahan hidup. Itu hukum rimba”. Belum diketahui Tim dewasa ini sedang
bercerita kepada siapa, yang pasti selanjutnya ia menceritakan tentang kisah
hidupnya. Tim Templeton adalah anak yang memiliki daya imajinasi tinggi, over malah. Ia bisa menggambarkan setiap
pengalaman hidupnya dengan dramatis. Ritual mandi di bathup digambarkan Tim sebagai aksi heroiknya kedalam perut ikan
paus untuk menyelamatkan bapak ibunya. Pengalaman pertama kali mengendarai
sepeda di-skenario-kan dengan ia sebagai pilot pesawat luar angkasa yang lepas
kendali dan putus komunikasi dengan control
centre. Begitulah kehidupan Tim sehari-hari, penuh warna dan petualangan.
Hidup Tim
Templeton begitu menyenangkan sampai hadirlah seorang anak bayi yang dikatakan
oleh ayahnya sebagai adik lelakinya. Tim tidak bisa menerima keadaan ini,
kondisi dimana bukan ia lagi yang menjadi curahan kasih sayang orangtuanya. Tim
cemburu pada adiknya yang mendapat semua perhatian. Keadaan semakin rumit
setelah Tim mengetahui bahwa sebenarnya adik lelakinya adalah ‘Boss Baby’, bayi
yang dikirimkan oleh perusahaan Baby Corp untuk melaksanakan misi khusus. Yaitu
menyelidiki perihal anak anjing (puppy)
desain baru produksi Puppy Co yang berpotensi merebut porsi kasih sayang
orangtua pada bayi.
Yang
terjadi selanjutnya adalah Tim memutuskan untuk bekerjasama membantu Boss Baby
dalam menyelesaikan misinya. Karena apabila misinya berhasil, Boss Baby akan
kembali bekerja di Baby Corp yang berarti bahwa status Tim sebagai anak tunggal
akan kembali padanya. Di lain pihak, keberhasilan misi akan mempromosikan Boss
Baby ke jabatan baru. Ia akan menjadi legenda Baby Corp dan menyamai torehan
prestasi Super Colossal Big Fat Boss Baby,
sang idolanya di kantor. Terlihat seperti win-win
solution bukan? Apabila semua berjalan dengan sukses makaTim senang, Boss
Baby bahagia.
Maka
terjalinlah kerjasama yang kompak antara mereka berdua. Dari yang awalnya
bermusuhan, mereka bisa menyingkirkan sentimen masing-masing pribadi dan bahu
membahu bekerja menyelesaikan misi. Dari pengalaman bersama itulah tampaknya
mulai bersemi rasa ketertarikan masing-masing, baik Tim atau Boss Baby. Tim
mengajarkan pada Boss Baby bagaimana untuk bersenang-senang, menikmati setiap
momen kehidupan dengan berfantasi. Sebaliknya Boss Baby memotivasi Tim untuk
menyingkirkan rasa takutnya dalam bersepeda.
Film
animasi ini mengajarkan beberapa hakekat persaudaraan (brotherhood) yang
sebenarnya, yakni :
Kakak selayaknya mau berkorban.
Walaupun
usia Tim masih 7 tahun, tapi dalam beberapa kondisi ia terlihat begitu piawai
memainkan peran kedewasaannya sebagai seorang kakak. Ada beberapa momen dimana Tim
berkorban untuk menyelamatkan Boss Baby. Yang pertama saat mereka sedang
mengejar orangtua mereka yang disandera Francis Francis, CEO Puppy Co. Tim
terpaksa kembali untuk menyelamatkan Boss Baby yang sedang dalam fase kembali
menjadi bayi mungil yang polos karena kehabisan formula susu ajaibnya. Walaupun
kemudian Tim menyesali hal ini karena akibatnya ia gagal mengejar pesawat yang
membawa orangtuanya.
Yang kedua
adalah saat Tim hendak menyelamatkan Boss Baby yang terjebak masuk kedalam
pesawat roket yang akan mengudara. Lagi-lagi ini terjadi disaat Boss Baby
mengalami fase dimana ia kembali menjadi bayi yang tak mengerti apa-apa. Tim
selalu merasa bahwa lagu Burung Hitam (Blackbird)
yang dinyanyikan sebelum ia tidur adalah lagu spesial yang diciptakan hanya
untuknya. Ia bersikeras bahwa orangtuanya lah yang menciptakan lagu tersebut, bukan
John Lennon dan Paul McCartney. Sadar bahwa Boss Baby (dalam fase bayi
sesungguhnya) tidak bisa dibujuk dengan kata-kata agar mau turun dari pesawat
roket, ia lalu menyanyikan lagu Blackbird
tersebut. Disini terlihat betapa keikhlasan dan ketulusan Tim untuk mau berbagi
lagu yang begitu sakral buat dirinya. Pengorbanan apalagi yang lebih dahsyat
dibandingkan pengorbanan sesuatu yang sangat dicintainya?
“Blackbird singing in the dead of night…
Take these broken wings and learn to fly…
All your life…
You were only waiting for this moment to arise.”
Take these broken wings and learn to fly…
All your life…
You were only waiting for this moment to arise.”
Kakak sebagai sosok yang mengambil inisiatif.
Di
penghujung cerita sebenarnya kedua anak ini sudah saling tertarik, dan mungkin
sudah bersemi rasa kasih sayang diantara mereka. Tapi apa boleh buat, deal is a deal. Kesepakatan harus
dijalani. Boss Baby kembali ke Baby Corp dan mendapatkan promosi jabatan yang
diidamkannya. Sedangkan Tim Templeton kembali ke kondisi semula, menjadi anak
tunggal. Apakah kondisi ideal ini benar-benar seperti yang diinginkan mereka?
Ternyata tidak. Baik Tim atau Boss baby merasakan kekosongan, kehampaan karena
ketidakhadiran salah satu dari mereka. Oleh karena itu Tim mengambil inisiatif
untuk menulis memo kepada Boss Baby, sekaligus mengungkapkan keputusan yang
paling penting dalam hidupnya. Yakni bahwa ia bersedia untuk mencurahkan
sepenuhnya kasih sayang kepada adiknya. Bahwa Tim mau menikmati bangun tidur
bersama adiknya, mau menghabiskan makan malam bersama, pesta ulang tahun
bersama, merayakan natal bersama, selamanya, seumur hidup.
Film ini
begitu apik dalam mengajarkan konsep persaudaraan. Prinsip brotherhood sederhana seperti kemauan untuk bermain bersama dan
berbagi yang mungkin sering kita lupakan saat kita beranjak dewasa. Berapa
orang kah dari kita yang setelah berkeluarga masih sempat meluangkan waktu
untuk sekedar ngobrol, berbicara dengan kakak atau adik kita dari hati ke hati?
Mungkin sangat sedikit. Di momen Lebaran yang lalu bisa jadi ada beberapa orang
yang justru menahan kemauan untuk bersilaturahmi lantaran adanya konflik atau
masalah kecil di masa lampau yang pernah terjadi. Itu bisa terjadi saat kita
mengedepankan ego dan melupakan persaudaraan yang sudah terjalin sejak kecil.
The Boss
Baby layak menjadi salah satu alternatif hiburan tontonan bersama keluarga
dirumah. Saya tak mengerti kenapa IMDB hanya mengganjar film ini dengan rating
6,4 dari 10. Yang pasti apabila anda memiliki anak lelaki, film ini bisa
menjadi tontonan yang menarik sekaligus penuh hikmah. Kita bisa menemani mereka
menonton sembari menjelaskan beberapa hal pada mereka. Apalagi film produksi
Dreamworks Animation ini sarat dengan adegan bayi-bayi mungil yang kocak. Anak
saya yang paling bungsu (usia 1,5 tahun) pun bisa tertawa-tawa menikmati film
ini.
Spoiler
alert : kalau kamu mengaku sebagai orang kreatif, punya daya imajinasi tinggi
maka sudah pasti kamu akan bertanya. Mungkinkah semua kisah ini adalah rekaan
dan khayalan Tim Templeton belaka? []
Comments
Post a Comment